Apa itu Paham Wahabi Dan Salafi? Oleh KH.Said Aqil Sirodj





 Paham Wahabi dan salafi benih terorisme di Indonesia.

Paham ini harus dicegah sejak awal berkembang di Indonesia. 

Demikian salah satu materi KH Said Aqil Siradj saat menjadi narasumber membahas tentang terorisme dan radikalisme di Tanah Air.

Ia juga memaparkan apa pengertian dari paham Wahabi dan Salafi sehingga harus dicegah.

Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengajak seluruh elemen bangsa di Tanah Air bersatu memerangi terorisme.

Salah satu pintu masuk terorisme di Indonesia adalah paham Wahabi dan Salafi.

Paham Wahabi dan Salafi bukan paham terorisme tapi benih terorisme.

Sehingga langkah awal untuk memerangi terorisme adalah mencegah benihnya. 

Said Aqil menyebut bahaya laten saat ini adalah terorisme karena menebar ketakutan di mana-mana.

"Mohon maaf saya mengatakan bukan PKI bahaya laten kita tapi radikalisme dan terorisme yang selalu mengancam kita. Dan konon masih ada 6000 yang belum ditangkap" kata Said Aqil Siradj saat menjadi narasumber webinar Mencegah Radikalisme dan Terorisme untuk Melahirkan Keharmonisan Sosial' yang disiarkan di YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Selasa (30/3/2021).

Pakar tasawwuf ini mengurai asal muasal jaringan Ansharud Daulah (JAD) yang baru-baru ini melakukan 'amaliyah' di Makassar.

"Ini merupakan jaringan Filipina Selatan, Poso kemudian kemana-mana ini jaringan JAD.

JAD ini semua orang yang tidak sependapat dengan mereka, kafir.

ini jamaah takfirul hijrah kelanjutan dari Jamaah Takfirul Hijrah yang didirikan oleh Syekh Syukri Ahmad Mustafa tahun 1969. Semua orang kafir, mereka membunuh Menteri Agama Mesir, Syekh Hussein Azzahabi, membunuh wartawan senior, Puncaknya membunuh Presiden Anwar Sadat 3 Oktober 1981 dan tahun kemarin ngebom masjid lagi salat jumat 860 orang meninggal Inilah JAD Ansharud Daulah Beda lagi Ansharut Tauhid JAT Abu Bakar Baaasyir yang disasar non muslim, gereja, yang harus dihabisin. Kalau JAD, kita ini semua halal daerahnya.

Selain Prof. Dr. KH. Said Agil Sirajd, MA (Ketua Umum PBNU), webinar juga dihadiri:

Komjen Dr. Boy Rafli Amar, M.H. (Kepala BNPT) -

Dr. Wawan Hari Purwanto, SH., MH., (Deputi VII BIN) -

Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwahid, SE., MM (Direktur Pencegahan BNPT RI) -

Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng (Rektor UGM) -

Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D (Rektor UNP) -

Dr. KH. Ali Masykur Musa, SH., M.Si., M.Hum (Ketua Umum PP ISNU)

Wahabi dan Salafi Benih Terorisme, Said Aqil menyebut langkah awal memberantas terorisme adalah memberantas benihnya.

Benih terorisme di Indonesia adalah paham Wahabi dan Salafi.

"Ini artinya, kalau kita benar-benar sepakat, benar-benar kita satu barisan ingin menghabisi jaringan terorisme, benihnya dong yang harus dihadapi. Benihnya, pintu masuknya yang harus kita habisi. Apa? Wahabi, ajaran Wahabi itu adalah pintu masuk terorisme," lanjut Said dikutip tribun-timur.com.

Ia menegaskan ajaran Wahabi dan Salafi bukan terorisme, tetapi pintu masuk terorisme.

Sebab, ajarannya dianggap ajaran ekstremisme.

"Ajaran Wahabi bukan terorisme, bukan, Wahabi bukan terorisme, tapi pintu masuk. Kalau udah Wahabi 'ini musyrik, ini bid'ah, ini sesat, ini nggak boleh, ini dholal, ini kafir, itu langsung satu langkah lagi, satu step lagi sudah halal darahnya boleh dibunuh'. Jadi benih pintu masuk terorisme adalah Wahabi dan Salafi. Wahabi dan salafi itu ajaran ekstrem tekstuam, harfiyyah lafdhiyyah ," ujarnya.

Menurut Kiai Said, Wahabi dan salafi itu ajaran yang ekstrem, tekstual, harfiyyah, lafdyiyyah, puritisasi.

"Dalam rangka memurnikan Islam maunya gitu ngakunya seperti zaman Rasullullah semuanya bidah dan sesat kalau tidak seperti persis zaman Rasulullah. Walaupun mereka naik mobil sih bukan naik unta," kata KH Said Aqil Sirajd dikutip tribun-timur.com.

Ia juga meminta salah satu solusinya agar pelajaran agama di perguruan tinggi bagi jurusan selain agama Islam mengutamakan pembahasan terkait akidah, syariat, dan akhlak.

Serta diperbanyak penjelasan terkait akhlakul karimah, misalnya menolong sesama, menghormati orang tua, membantu orang lagi susah, silaturahmi, menghormati tamu dan tetangga, menengok orang sakit, menengok orang sedang berduka karena kematian, tidak boleh dengki, tak boleh hasut, tidak boleh adu domba, hoax.

"Jadi, kalau pelajaran agama disampaikan di fakultas yang bukan (jurusan) agama kemudian terulang-ulang 'neraka, surga, kafir, sesat, musyrik, bid'ah, neraka surga'. Wah, radikal semua itu, itu bagian fakultas yang memperdalam akidah, yang memperdalam syariah," ujarnya.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Apa itu Paham Wahabi Dan Salafi? Oleh KH.Said Aqil Sirodj"

Posting Komentar